Thursday, June 07, 2007

MENAKLUKKAN PIKIRAN PADA KRISTUS


Saat saya ingin menulis artikel tentang problema konflik gereja, saya menemukan ketidakmampuan untuk melukiskan bagi pembaca. Sebab sekalipun saya mengetahui kesimpulannya, namun untuk melukiskan dengan baik supaya yang membaca dapat mengerti isi dan makna dari tulisan tidak segampang seperti yang dipikirkan. Dalam pikiran ada terbentuk ide. Namun untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan sungguh-sungguh susah. Dalam pikiran terdapat benang-benang kusut yang semuanya perlu dijalin kembali menjadi sinkron sehingga bisa membentuk alur tema yang baik. Untuk menata benang-benang kusut itu saja sudah merupakan perkara yang sulit. Lalu, saya menyadari bahwa ada satu yang saya perlukan untuk menuangkan pikiran-pikiran saya dalam bentuk tulisan. Jawabannya adalah KREATIFITAS. Ya! Kreatifitas mutlak diperlukan untuk menenun benang-benang pikiran menjadi tulisan yang sinkron, enak dibaca dan dapat dimengerti.

Lalu saya mencoba merenungkan mau mulai dari mana tulisan saya. Huruf, kata atau kalimat apa yang harus saya goreskan di atas kertas putih ini. Lama merenung ternyata masih tidak menemukannya. Akhirnya saya mulai putus asa dan memikirkan bahwa saya ini orang yg tidak kreatif. Untuk menjalin benang-benang dalam pikiran saya saja tidak mampu. Bagaimana mau menuliskan tentang konflik? Bukankah konflik itu justru terjadi di luar sana yang tidak dapat saya raih? Untuk menyatukan beberapa pikiran yg di dalam diri sendiri saja sudah tidak mampu, bagaimana saya bisa berpikir bahwa saya mampu menuliskan tentang konflik yg lebih rumit? Saya ini terlalu naif!

Sambil berbicara pada diri sendiri saya tengelam dalam kesadaran bahwa saya tidak mampu dan tidak kreatif. Bra..kkk! Saat ini saya merasa seperti orang lumpuh. Semua organ-organ tubuh tidak mau diajak untuk bekerja! Celaka! Saya benar-benar tidak bisa menuliskan ide saya. Duduk terdiam dan sepi…

Lalu dalam keheningan alam pikiran, tiba-tiba saya mendapati satu cahaya yang redup dan kecil. Saya berpikir mungkin inilah jalan keluar dari masalah saya. Cahaya itu ada pada KREATIFITAS! Hmm..mm, saya merasa heran. Bukankah tadi saya sudah melewatinya? Lalu, saya coba menghampirinya dan mengenalinya sekali lagi. Wahhh… cahaya itu ‘berbicara’ pada saya, sehingga entah bagaimana muncul sebuah benang baru! Saya diajak memikirkan kata KREATIFITAS ini. Dasar dari kata ini adalah KREATIF. Kalau dimundurkan lagi, kata ini adalah kata adopsi dari bahasa Inggris yaitu; CREATIVE. Kata ini memiliki kata dasar yaitu: CREATE. Kata ini memiliki arti menciptakan, membuat, dan menjadikan. Cahaya itu bertanya pada saya, “Who is the CREATOR?” Brakk..kk! Seketika itu juga saya baru menyadari bahwa kata kreatifitas ini berhubungan dengan Tuhan yang tidak lain adalah The CREATOR (Sang Pencipta). Kamus Bahasa Inggris menterjemahkan The Creator sebagai ALLAH MAHA PENCIPTA.

Saya masih bingung dan tidak menemukan hubungannya dengan ide yang mau saya tuliskan. Dan saya masih dalam kegelapan, saya berdoa: “ Ah Tuhan, kiranya buatlah aku mengerti semua perkara ini. Sebab Engkaulah Sang Pencipta.” Setelah selesai berdoa saya masih belum mengerti bagaimana menuangkan ide saya dalam bentuk tulisan. Saya terus menanti dan menanti. Lalu suatu ketika saya mendengar suara yg berkata, “Taklukkan pikiranmu pada Kristus!” Wow! Rupanya percuma saya berdoa karena saya belum menyerahkan pikiran dan diri saya kepada Tuhan. Lalu saya berdoa menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Terserah Tuhan mau saya menuliskan apa. Tuhanlah yang merangkaikan huruf demi huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat buat saya. Ini revisi doa saya kepada Tuhan.

Dan tiba-tiba saja…., wah, di dalam kamus ini memberikan huruf kapital pada “T” dan “C”. Inilah satu wujud pengagungan dan penghormatan bagi ALLAH oleh manusia. Memang hanya DIA saja yang layak kita puji selamanya. Herannya lagi manusia dan mahluk lainnya disebut sebagai CREATURE (makhluk ciptaan). Jadi sebagai creature, kita mesti memuliakan The Creator. Dan itu hanya bisa terjadi jika dalam hubungan yang erat dan harmonis dengan Tuhan. Pada saat Allah menciptakan bumi dan segala isinya adalah dalam keadaan BAIK. Bahkan pada saat menciptakan manusia Allah katakan “Sungguh amat baik”.

Dalam bahasa Ibrani istilah "baik" disebut "Towb" yang mengandung banyak arti seperti: beautiful, better, best, cleanful, favour, fine, glad, graciously, joyful, kind, loving, pleasant, precious, sweet, dan sebagainya. Itulah kualitas hidup dan relasi yang Allah kehendaki dalam hubungan kita dengan Allah, sesama, dan diri sendiri.[1] Pikiran saya jadi terbuka sekarang. Thank’s God! :)

Saya bersyukur pada Tuhan karena mengerti bahwa benang-benang alam pikiran saya ini hanya bisa diluruskan jika saya mau menyerahkannya kepada Tuhan. Ya, kita sering berjalan dengan cara kita sendiri, hidup dengan gaya sendiri, bergerak dengan kecepatan sendiri, bertindak dengan alasan sendiri, marah dengan ego, dan lain-lain. Ini tandanya kita menolak Tuhan dan pimpinanNya yang membawa kita kepada sikap memberontak. Seperti Adam dan Hawa yang memberontak atas perintah Allah, demikianlah kita jika tidak menyerahkan diri bagi Tuhan. Adakah kita menyerahkan semua aspek hidup kita buat Tuhan kita? TUHAN, The Creator sanggup merubah hidup kita. Jika semua aspek hidup kita diserahkan kepada Tuhan, maka Ia akan membuat hubungan yang baik dan indah; antara kita dengan Sang Khalik, dengan diri sendiri dan dengan sesama kita. Serahkan rasa senang, sedih, marah, kecewa, cemburu, takut, iri hati, dendam, sakit hati dan semua emosi kepada Tuhan. Serahkanlah sikap dan pandangan hidup yang tidak benar, dosa-dosa terselubung, egoisme, kedegilan hati, percabulan, amarah, dan akar pahit kepada Tuhan. Dia akan memperbaharui hidup kita. Dengan cara inilah kita memuliakan Tuhan sebagai mahluk ciptaanNya, yaitu menyerahkan semua aspek hidup kita untuk dipimpin Tuhan.

Tuhan bukan hanya membereskan benang-benang kusut di kepala saja, tetapi malah Dia memberikan satu artikel yang menjadi dasar bagi saya untuk menulis artikel-artikel lainnya. “Menaklukkan Pikiran Pada Kristus”. Inilah kunci emas yang Tuhan berikan pada saya. Saya minta 1 Tuhan beri saya 2. Thank’s God…!!




[1] http://www.glorianet.org/tamanbacaan/bob/bobp0009.html

No comments: