Tuesday, February 28, 2006

Kasih Tuhan dan Penjara

Kasih Allah -- merupakan inti dari keseluruhan ajaran Kristen. Ajaran ini menembus dinding-dinding pembatas denominasi gereja. Ajaran Kasih Allah ini selalu dikumandangkan di setiap sudut gereja. Dalam khotbah-khotbah, dalam PA, dalam puji-pujian dan dalam kesaksian selalu menceritakan kasih Allah.

Dalam Alkitab kita dapat melihat juga pesan ini. Dari mulai Kejadian kita melihat bagaimana Allah memberikan pakaian pada manusia pertama sebagai perwujudan kasihNya. Dalam Perjanjian Lama, Allah menubuatkan akan datangnya Sang Pembebas bagi umatNya. Dalam kesengsaraan umat Israel Tuhan selalu menampilkan sosok pembebas bagi mereka, sebut saja: Musa, Yoshua, Otniel, Ehud, Samgar, Gideon. Hingga akhirnya Allah memenuhi permintaan bangsa Israel akan seorang Raja. Semuanya ini merupakan bentuk personifikasi dari Sang Pembebas yaitu Yesus Kristus yang akan datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosa mereka.

Alkitab menceritakan karena begitu besar kasih Allah pada manusia sehingga rela memberikan Anak satu-satunya kepada dunia untuk dihakimi, disalibkan oleh manusia. Dan selama pelayanan Tuhan Yesus di dunia Ia banyak mendemontrasikan bagaimana kasih itu diwujudkan pada mereka-mereka yang membutuhkan. Misalnya saja: kasih yang ditujukan kepada seorang pemungkut cukai Zakheus yang dibenci, dikucilkan dan dianggap orang berdosa oleh semua penduduk. Ini hanya contoh kecil dari beberapa tindakan pernyataan kasih Yesus sepanjang hidupNya. Ajaran tentang pipi kanan dan pipi kiri, berdoalah bagi musuh, mengampuni, menghakimi, perintah baru dan bentuk ajaran-ajaran lainnya merupakan perwujudan dari kasih. Tidak dapat dipungkiri bahwa inti dari semua tulisan di Alkitab adalah kasih.

Banyak orang Kristen yang selalu mendenggungkan Allah adalah Kasih, baik di mimbar ibadah maupun di dalam bezuk/PI. Namun, berita ini menjadi begitu usang terdengar kala diperhadapkan dengan tingkah laku orang Kristen itu sendiri. Ada sebagian orang Kristen saat di mimbar menjabarkan bagaimana kasih Tuhan sementara yang mereka lakukan adalah:
  • membelanjakan uang kepada aparat demi menjatuhkan lawannya.
  • membelanjakan uang kepada wartawan/surat kabar demi menciptakan opini yang salah.
  • mencari dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat.
  • memenjarakan hamba Tuhan yang dianggap lawannya.
  • mencari celah-celah bagaimana dapat menguasai harta gereja.
  • menyewa dan membentuk team pengacara (-/+ 10 org) untuk menyerang.
Ya, saat ini ada seorang hamba Tuhan yang dipenjara, sedangkan yang memenjarakannya dengan bebas menceritakan bagaimana Kasih Tuhan di atas mimbar ibadah yang dihadiri jemaatnya. Ini sedang terjadi di masyarakat Kristen. Namun hamba Tuhan yang dipenjarakan tersebut tetap setia dan aktif melayani di mana dia dipenjarakan. Di dalam penjara ia membritakan Kasih Allah. Kontras dan ironis...!!

Melihat dari kaca-mata manusia, apa yang dialami oleh pendeta tersebut mungkin akan dipakai oleh Tuhan untuk menyampaikan Kabar Baik kepada mereka yang hanya dikunjungi sekali-kali. Untuk mereka yang dipenjarakan, Tuhan telah menjawab kebutuhan terdalam mereka dengan menyediakan seorang pendeta yang mengajarkan bagaimana memulai hidup baru dan bagaimana mewarnai hidup dengan nilai-nilai kasih dan kekekalan.

Selamat berjuang dalam pertandingan Allah.
Kami akan selalu mendoakanmu.
Nanti kelak Tuhan berkata: "Hamba yang setiawan mari masuklah!"

No comments: